Jumat, 04 Oktober 2013

“ ‘NAK…GIGIMU KOK GIGIS ?


I.       Pendahuluan.
          Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding bagian tubuh yang lainnya, dengan struktur yang berlapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, pembuluh getah bening dan bagian lain yang memperkokoh gigi. Namun demikian, apabila gigi tidak memperoleh perawatan semestinya,  maka mudah sekali mengalami kerusakan.

II.     Tinjauan Pustaka.
A.           Lubang Gigi (Karies Dentis)      
          Proses kerusakan gigi diawali dengan adanya penumpukan sisa makanan pada permukaan gigi yang disebut ”food debris” , yang lama-kelamaan akan menebal disebut ”plak”, dan akhirnya akan mengeras seperti karang yang disebut ”karang gigi”. Jutaan kuman didalam mulut kita senang sekali berkumpul didalam karang gigi ini dan mereka akan mengeluarkan asam yang dapat membusukkan gigi dan membuat  gigi  menjadi  berlubang  yang  disebut
 ” karies ”.   
         
          Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya karies, antara lain:
 1. Bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak lagi kental, mempermudah terjadinya karies.
2. Adanya bakteri/ kuman dari jenis Streptococcus dan Lactobacillus.
3. Makanan yang kita konsumsi yaitu makanan yang manis, mudah lengket dan menempel pada gigi seperti permen, coklat, kue,dll.
4. Kesadaran akan pemeliharaan kesehatan gigi yang menentukan tingkat kebersihan mulut.

B.       Rampant Karies/ Baby Bottle Caries.  
          Rampant karies yang disebut juga Baby bottle caries atau dalam masyarakat kita dikenal dengan istilah “ Gigis” adalah karies yang biasa terjadi pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan menghisap susu botol sampai tertidur.         
                                      


          Ciri khas karies ini pada awalnya yaitu tampak adanya bercak-bercak kuning kecoklatan bahkan sampai menghitam, khususnya pada gigi-geligi depan atas. Lama-kelamaan gigi-geligi yang berubah warna tersebut akan berlubang dan hancur dengan sendirinya serta menimbulkan rasa ngilu/ sakit gigi.
                              

          Hal ini terjadi akibat penumpukan susu pada gigi depan atas si anak yang diminum menjelang tidur dan bahkan sampai tertidur. Para orangtua seringkali tidak menyadari hal ini atau mungkin mereka mendapatkan kesulitan untuk membersihkan sisa susu yang masih menempel karena takut membangunkan si anak dari tidurnya.

C.       Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Rampant Karies       :
1)    Rasa ngilu/ sakit spontan pada gigi yang karies
2)   Kesulitan pengunyahan
3)   Kesulitan pengucapan kata,  terutama yang mengandung huruf konsonan seperti : S, F, V, W, T dan H, sehingga kemampuan bicara terganggu.
4)   Penampilan wajah anak yang kurang baik.

III.   Pembahasan.
          Baby bottle caries mengenai hampir semua kelompok sosial-ekonomi. Anak-anak yang sulit tidur biasanya menjadikan botol susu sebagai kompensasi mendapatkan ketenangan. Botol susu ini biasanya selain berisi susu, bisa juga berisi cairan fermentasi kabohidrat lainnya seperti juice dan vitamin C.
         

          Pencegahan Baby bottle caries dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1)    Bersihkan gigi anak terutama bagian depan gigi-geligi atas dengan menggunakan saputangan/ handuk kecil basah, setiap kali anak selesai menghisap susu botolnya sampai tertidur.
2)   Bila anak sudah berusia 1 tahun, hentikan kebiasaan menghisap susu dengan botol dan gantilah  dengan gelas/ cangkir susu. Kebanyakan bayi bisa memegang cangkir susu sejak usia 6 bulan.
3)   Membatasi makan makanan yang mengandung gula dan bentuknya lengket, seperti permen, coklat, biscuit, kue,dll.
4)   Ganti cemilan anak dengan buah-buahan yang berserat dan banyak mengandung air seperti apel, pir, jeruk, semangka,dll
5)   Bilas/ beri air putih pada anak setiap selesai makan apa saja (kalau bisa dengan berkumur).
6)   Ajarkan dan temani anak untuk menyikat giginya, terutama sebelum tidur malam.
7)   Biasakan anak mengunjungi dokter gigi/ dokter Spesialis Gigi Anak sejak awal dan lanjutkan kunjungan berkala setiap 6 bulan.
8)   Gigi anak yang sudah terlanjur mengalami karies perlu diperbaiki dengan penambalan atau pembuatan mahkota / gigi palsu anak.  
 
Gambar Rampant karies  
                              
Gambar sesudah diperbaiki
IV.     Kesimpulan dan Saran
          Menghilangkan kebiasaan menghisap susu botol pada anak perlu dilakukan secara bertahap, dimulai dengan mengurangi jumlah kandungan gula/ susu dalam botol atau mencairkan juicenya, yang dilakukan dalam beberapa minggu sampai pada akhirnya menghilangkan botolnya segera. Kemudian ajarkanlah anak dan berikan pengertian untuk beralih menggunakan gelas/ cangkir susu.
          Biasanya para orang tua akan mengalami kesulitan dalam menghilangkan kebiasaan ini karena si anak akan tetap meminta botol susunya. Bahkan kadang mereka tidak tega untuk menghentikan kebiasaan anak menghisap susu botolnya, karena dianggap ketenangan psikis anak akan terganggu.
          Namun perasaan seperti ini perlu dipertimbangkan kembali demi kebaikan buah hati kita sendiri nantinya, khususnya demi kelangsungan kesehatan giginya.

Referensi    :
Drummond, B., dkk., 2003, Dental Caries and Restorative Paediatric Dentistry, dalam Handbook of Pediatric Dentistry, Cameron, A.C. dan Widmer, R.P.,  2nd Ed., Sydney, Mosby, p: 342-50.
Lopocki, S., Starr, S., Kingston, I., Hemmings, J., Speech and Language Development dalam Handbook of Pediatric Dentistry, Cameron, A.C, dan Widmer, R, Mosby-   Wolfe, London, Philadelphia, St Louis, Sydney, Tokyo,1997, p :307-314.
Rinaldi, B.U., Kelainan Jaringan Keras dan Lunak Rongga Mulut Terhadap Kejelasan       Bahasa dan Bicara Pada Anak, Jurnal Kedokteran Gigi Anak, Vol: II, No: 1,   Januari 2001, p: 1-8.

Data Penulis   :

Mayor Kes drg. Hellen Amalia Kirana Fajar Sp. KGA
Anggota PERSIT KCK Ranting 6 – PUSDIKPENERBAD
Kedokteran Gigi Anak, FKG-UGM

   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar