Kondisi gigi dan mulut ibu hamil sering ditandai dengan
adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi merespon secara
berlebihan terhadap iritasi lokal. Pembesaran gusi pada ibu hamil biasa dimulai
pada trimester pertama sampai ketiga kehamilan. Pembesaran gusi ini
dapat mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat. Bentuk
membulat, permukaan licin mengkilat, berwarna merah menyala, konsisitensi
lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Pembesaran gusi ini dalam dunia
kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum/pregnancy gravidarum/hyperplasia
gravidarum sering muncul pada trimester pertama kehamilan. Keadaan ini tidak
harus sama bagi setiap ibu hamil.
Keadaan klinis jaringan gusi/gingival selama kehamilan
diantaranya:
1. Warna gusi/gingival
yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang
berwarna merah tua.
2. Kontur gusi terlihat
lebih membulat
3. Konsistensi, daerah
sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi
yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak dan lentur.
4. Risiko perdarahan
akan meningkat
5. Luas peradangan,
radang gusi/gingival pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal
maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan
periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.
Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan
dapat di bagi dua bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder.
1. Penyebab primer
yaitu: iritasi lokal seperti plak, kalkulus, sisa-sisa makanan, tambalan kurang
baik,gigi tiruan yang kurang baik penyebab ini sama halnya seperti pada ibu
yang tidak hamil, tetapi pada ibu hamil perubahan hormonal yang dapat
memeperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Saat kehamilan
terjadi perubahan dalam pemeliharan kebersihan gigi dan mulut yang bisa
disebabkan oleh timbulnya perasaan mual,muntah, perasaan takut ketika menggosok
gigi karena timbul perdarahan atau ibu terlalu lelah dengan kehamilanya
sehingga malas menggosok gigi. Keadan ini dengan sendirinya akan menambah
penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.
2. Penyebab sekunder:
yaitu perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan
progesteron. Perubahan tersebut pada masa kehamilan mempunyai efek
bervariasi pada jaringan, diantaranya perlebaran pembuluh darah yang
mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah,
bengkak dan mudah mengalami perdarahan. Akan tetapi , jika kebersihan mulut
terpelihara dengan baik perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi.
Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu
hamil dibagi dalam 4 tahap, yaitu :
1. Tahap jaringan lunak,
tahap ini iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh karena
itu, tujuan dari penanggulangan dari gingivitis selama kehamilan adalah
menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang ada seperti plak, kalkulus, sisa
makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan yang kurang baik.
2. Tahap fungsional,
tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti pembuatan tambalan
pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan.
3. Tahap sistemik, tahap
ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil secara menyeluruh, melakukan
perawatan dan pencegahan gingivitis selama kehamilan. Keadaan ini penting
diketahui karena sangat menentukan perawatan yang akan dilakukan.
4. Tahap pemeliharaan,
tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal setelah
perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah pemeliharaan kebersihan mulut di
rumah pemeriksaan secara berkala oleh petugas kesehatan gigi/dokter gigi
sehingga semua iritasi lokal selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini
dan dapat dihilangkan secepat mungkin (Maulid, 2002).
Kelainan-kelainan yang sering terjadi pada gigi dan mulut
ibu hamil diantaranya adalah gigi berlubang dan pembengkakan gusi :
1. Gigi berlubang (karies
gigi) terjadi akibat malasnya ibu hamil untuk memelihara kebersihan gigi dan
mulut ketika masa kehamilan dapat menimbulkan kerusakan pada gigi dengan
ditandai adanya gigi berlubang (karies gigi) dan ditambah juga dengan
kesenangan untuk makan buah-buahan yang asam yang akan mempermudah terjadinya
kerusakan pada gigi.
2. Pembengkakan pada gusi
(gingivitis) sering terjadi pada masa kehamilan akibat gangguan
keseimbangan hormonal yang menyebabkan pembengkakan pada gusi. Bila kebersihan
gigi dan mulut ibu hamil kurang terpelihara dengan baik akan timbul peradangan
pada gusi, gusi akan membengkak dan mudah berdarah sehingga menyebabkan
gangguan pada waktu mengunyah (Depkes RI., 1996 cit. Dodoh, 2006).
Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut yang sering dialami oleh
ibu hamil diantaranya adalah:
1. Gingivitis
Gingivitis biasanya tidak akan timbul pada masa kehamilan
bila rongga mulut dapat dipertahankan dalam keadaan bersih. Inflamasi gingival
yang disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, jaringan memberi respon
yang berlebihan terhadap perubahan hormonal yang berhubungan dengan kehamilan.
Gingival akan menjadi bengkak, berwarna merah terang,
sensitif dan mudah berdarah secara spontan, terlihat adanya peningkatan eksudat
gingival dan mobilitas gigi. Perubahan ini dimulai sejak bulan kedua kehamilan.
Setelah melahirkan akan berkurang (Manson dan Eley, 1989).
2. Penyakit Periodontal
a. Pengertian penyakit
jaringan periodontal
Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit yang mengenai
jaringan periodontal (Be Kien Nio, 1987).
b. Penyebab penyakit
periodontal
1) Bersifat lokal, yaitu
penyebab yang bersumber di dalam rongga mulut disebut jaringan periodontal efek
langsung (faktor ini meurpakan penyebab utama yaitu plak dan kalkulus).
2) Bersifat sistimatik, yaitu
penyebab yang bersumber di tempat lain di dalam merupakan faktor yang mempunyai
pengaruh terhadap jalannya penyakit, penyebab tidak langsung (Be Kien Nio,
1987).
c. Macam-macam penyakit
periodontal dan akibatnya
1) Penyakit periodontal yang
dapat timbul karena adanya rangsangan plak dan kalkulus yaitu 1) gingivitis,
radang gusi; 2) periodontitis, radang gusi dan jaringan periodontal lainnya:
yaitu serat-serat periodontal dan tulang alveolus.
2) Akibat lanjut dari penyakit
periodontal yang tidak di rawat mengakibatkan: (a) gusi mudah berdarah, (b)
napas yang
berbau, (c) goyangnya gigi, (d) rasa sakit waktu mengunyah, (e) gusi bengkak dan keluar
nanah dari leher gigi, (f) terlepasnya gigi (Be Kien Nio, 1987).
d. Cara pencegahan dan
perawatan penyakit periodontal
1) Koordinasi dan kooperatif
(kerjasama) yang baik dan erat antara dokter gigi, pembantu dokter gigi, dan
pasien.
2) DHE (Dental Health
Education) pada pasien, di mana pasien diberi petunjuk tentang cara-cara
memelihara gigi dan jaringan pendukungnya (penggunaan sikat gigi atau alat
sejenisnya) (Be Kien Nio, 1987).
3. Halitosis (Bau Mulut)
Ibu hamil juga seringkali tidak memperhatikan bahwa bau
mulutnya tidak sedap. Itu juga mitos, akan tetapi karena kurang menjaga
kebersihan mulutnya. Bau mulut yang tidak sedap bisa disebabkan dari mulut
sendiri atau dari bagian lain mulut lewat pernafasan menyebabkan bau mulut
tidak enak juga.
Bila bau mulut yang tidak enak itu berasal dari mulut
sendiri disebut odor vetor ex ore. Kalau berasal dari bagian lain dari mulut,
disebut halitosis.
Keadaan gigi yang buruk, seperti kerowok dan meradang, bisa
radang benak gigi (sumsum gigi/pulpa gigi), bisa juga radang gusi, radang
jaringan mukosa mulut lainnya. Apalagi banyak karang gigi, menyebabkan bau
mulut tidak sedap. Disamping itu keadaan tubuh yang tidaks sehat, seperti
kelainan pencernaan juga dapat menyebabkan bau mulut tidaks sedap. Terhembuskan
waktu berbicara bersama nafas.
Kekurangan vitamin B6 juga menyebabkan bau mulut tidak enak.
Juga orang menderita beberapa jenis penyakit khas seperti diabetes mellitus
menyebarkan bau khas, yang kurang sedap. Apalagi penyakit yang berhubungan
dengan jalan nafas, seperti penyakit pada paru-paru, jalan nafas sendiri,
tenggorokan dll.
Kelainan pada daerah telinga, hidung, tenggorok, juga bisa
menyebabkan bau mulut tak sedap ini.
Bau mulut yang tidak sedap sangat erat juga berkaitan dengan
bau badan yang tidak sedap. Mungkin ada orang mengeluh, “ibu itu lagi hamil,
mana keringat tak sedap, apa lagi bau nafasnya”.
Oleh karena itu beberapa serat untuk menjaga bau mulut yang
tidak sedap bagi ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Jagalah kesehatan
gigi dan mulut sebaik-baiknya.
b. Olahraga ringan dan rutin
sesuai petunjuk bidan untuk senam hamil.
c. Bila terjadi keadaan
bau mulut benar-benar mencolok tidak enak dan mengganggu, periksalah pada
dokter gigi dan dokter Ahli THT. Bila belum berhasil lakukan check kesehatan
secara menyeluruh, melalui dokter kebidanan.
d. Jangan lupa sering memakai
obat kumur untuk menjaga kesehatan mulut. Obat kumur sangat baik dalam
memusnahkan kuman, meskipun kuman dalam mulut tidak dapat dimusnahkan secara
total. Obat kumur sangat baik dalam memusnahkan kuman dalam mulut sebanyak 75%.
Sedangkan berkumur dengan air biasa dapat menurunkan kuman sebanyak 20%. Obat
kumur yang murah adalah air garam hangat, karena air garam mengandung khlor
yang dapat membunuh kuman. Atau rebusan daun sirih. Daun sirih mengandung
antiseptis yang khas kuat untuk bakteri mulut.
4. Stomatitis (Sariawan)
Seorang ibu hamil mengeluh kesakitan, jengkel tak
habis-habisnya, karena sariawan menyerang mukosa mulutnya, dibagian lidah, gusi
dan lainnya, padahal semasa tidak hamil, amat jarang terserang penyakit ini.
Memang, ada kalanya amat jarang terserang penyakit ini. Memang, ada kalanya
semasa tidak hamil pun, bahkan kaum pria ada yang mempunyai bakat terkena
sariawan terus menerus, Orang Jawa menyebutnya lumpangen. Lumpangen ini kalau
dibiarkan dalam tempo sekitar 7 – 10 hari mungkin akan sembuh sendiri.
Sebenarnya tergantung daya tahan tubuhnya. Ini juga bukan mitos, kalau ibu
hamil suka terserang penyakit sariawan atau stomatitis ini. Tetapi memang
sakitnya menjengkelkan sekali. Kadang-kadang bahkan dapat menyebabkan kelenjar
limfe di bagian bawah tulang rahang bawah meradang, sehingga terjadi
pembengkakan. Bahkan bisa mengenai syaraf dinagian bagian dalam dari pipi,
sehingga terjadi komplikasi (penyulut) migrain kambuh, sebelah dari kepala ikut
terasa sakit.
Mula-mula sariawan ini kecil saja, tetapi makin lama makin
besar. Luka yang membulat memutih dikelilingi oleh keadaan selaput lendir yang
memerah.
Sebab-sebab yang lazim adalah keadaan tertekan (stress),
alergi, keadaan hormon tubuh yang tiad seimbang terutama pada ibu hamil, bisa
mempermudah terjadinya sariawan ini. Demikian juga kekurangan vitamin C, sangat
lazim. Kekurangan vitamin C yang berat mengakibatkan penyakit skorbut pada
mulut, dengan ciri-ciri sariawan yang berat. Pada penyakit skorbut yang disebut
juga penyakit Moller Barrow, disamping sariawan berat, akan disertai
bintik-bintik merah pada kulit, terutama sekitar panggul, paha, dada dan
tangan. Hal ini disebabkan rapuhnya pembuluh darah perifer atau tepian tubuh.
Kondisi-kondisi seperti disebutkan di atas, termasuk
kekurangan vitamin C, tersebut menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga
bibit penyakit menyerang jaringan mukosa mulut, terjadilah sariawan
(stomatitis).
Karena itu beberapa nasehat dibawah ini perlu diperhatikan:
a. Periksalah ke dokter
gigi untuk menjaga kesehatan mulut, seterusnya jagalah kesehatan mulut dan gigi
sebaik mungkin.
b. Biasakan berkumur dengan
obat kumur setiap bangun tidur. Juga hendak tidur bila mau, sangat baik. Obat
kumur yang murah adalah air garam hangat atau rebusan daun sirih.
c. Makanan harus dijaga
nilai gizinya yang lengkap seimbang seperti diutarakan di atas bagi ibu
hamil.
( drg. Hellen Amalia, Sp.KGA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar