Minggu, 18 Januari 2015

PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL

KLINIK GIGI ANAK YOGYAKARTA

I. Pendahuluan

          Kehamilan menjadi momen yang sangat istimewa bagi setiap wanita. Kehamilan merupakan proses yang melibatkan perubahan anatomi dan ketidakseimbangan hormonal.  Pada umumnya selama hamil sering terjadi perubahan fisiologis, seperti rasa malas, manja dan nausea sehingga mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan karies dan penyakit periodontal. Pada akhirnya bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

II.Tinjauan Pustaka

A.   Masa Kehamilan    
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kadar asam dalam rongga mulut. Apalagi ditambah adanya  refleks muntah karena perubahan sistem gastrointestinal akibat perubahan hormonal dan pembesaran uterus. Cairan gastrik yang bersifat asam menyebabkan permukaan gigi terjadi korosif sehingga giginya menjadi sensitif. Perubahan hormonal dan vaskular yang disertai dengan kehamilan akan memperberat respons gusi terhadap plak bakteri. Karies dan penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi) merupakan masalah gigi dan mulut yang sering dialami ibu hamil.  

B.    Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Karies dan Penyakit periodontal telah diteliti mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Penyakit periodontal tersebut mempengaruhi pertumbuhan janin melalui infeksi sistemik dan peningkatan mediator inflamasi, sehingga dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Kesehatan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil juga dapat meningkatkan resiko pre-eklamsia (keracunan kehamilan).

C.    1.      Pregnancy epulis (Pyogenic Granuloma of Pregnancy)
2. Perubahan pola makan pada awal kehamilan dengan mengkonsumsi makanan manis dan asam untuk mencegah mual, meningkatkan resiko bumil mengalami caries (lubang) gigi. Lebih parah lagi apabila bumil tidak dapat menyikat gigi karena mual.
3. Hilangnya permukaan email gigi karena proses erosi akibat mual dan muntah berulang selama proses kehamilan, sehingga menyebabkan gigi lebih sensitive.
4. Gigi goyang. Mobilitas gigi meningkat pada akhir kehamilan karena adanya pergeseran mineral dalam lamina dura. Hal ini dapat diperburuk dengan adanya penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi).
5. Penyakit periodontal. Bumil dengan penyakit periodontal dikaitkan dengan resiko persalinan premature.

D.   Perawatan Gigi pada Ibu Hamil.
Menurut penelitian bahwa pada umur kehamilan Trimester ke-2 (13-21 minggu) adalah Esensial Dental Treatment tidak berhubungan dengan peningkatan resiko ampak buruk secara medis pada bumil dan janin. (Bryan S et al, 2008)
E.     bumil adalah pada trimester ke-2 (13 – 24 minggu)

 B.       Baby bottle caries / Karies Botol Susu

Baby bottle caries yang lebih dikenal dengan istilah “ Gigis” adalah karies yang biasa terjadi pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan menghisap susu botol sampai tertidur.    
    Ciri khas karies ini pada awalnya yaitu tampak adanya bercak-bercak kuning kecoklatan bahkan sampai menghitam, khususnya pada gigi-geligi depan atas. Lama-kelamaan gigi-geligi yang berubah warna tersebut akan berlubang dan hancur dengan sendirinya serta menimbulkan rasa ngilu/ sakit gigi.

              


       Hal ini terjadi akibat penumpukan susu pada sisi belakang gigi depan atas si anak yang minum susu menggunakan botol menjelang tidur dan bahkan sampai tertidur. Para orangtua seringkali tidak menyadari hal ini atau mungkin mereka mendapatkan kesulitan untuk membersihkan sisa susu yang masih menempel karena takut membangunkan si anak dari tidurnya.

C.       Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Baby bottle caries :
1)    Rasa ngilu/ sakit spontan pada gigi yang karies
2)   Abses pada gusi
3)   Kesulitan pengunyahan
4)   Bau mulut
5)   Kesulitan pengucapan kata,  terutama yang mengandung huruf konsonan seperti : S, F, V, W, T dan H, sehingga kemampuan bicara terganggu.
6)   Penampilan wajah anak yang kurang baik.

III.   Pembahasan.
         
Baby bottle caries mengenai hampir semua kelompok sosial-ekonomi. Anak-anak yang sulit tidur biasanya menjadikan botol susu sebagai kompensasi mendapatkan ketenangan. Botol susu ini biasanya selain berisi susu, bisa juga berisi cairan fermentasi kabohidrat lainnya seperti juice dan vitamin C.
         
          Beberapa cara pencegahan baby bottle caries :
1     1) Bersihkan gigi anak terutama bagian depan gigi-geligi atas dengan menggunakan  saputangan kecil/ kassa steril yang dibasahkan, setiap kali anak selesai menghisap susu botolnya sampai tertidur.
2)   Bila anak sudah berusia 1 tahun, hentikan kebiasaan menghisap susu dengan botol dan gantilah  dengan gelas/ cangkir susu.
3)   Membatasi makan makanan yang mengandung gula dan bentuknya lengket, seperti permen, coklat, biscuit, kue,dll.
4)   Ganti cemilan anak dengan buah-buahan yang berserat dan banyak mengandung air seperti apel, pir, jeruk, semangka,dll
5)   Bilas/ beri air putih pada anak setiap selesai makan apa saja (kalau bisa dengan berkumur).
6)   Ajarkan dan temani anak untuk menyikat giginya, terutama sebelum tidur malam.
7)   Biasakan anak mengunjungi dokter gigi/ Dokter Spesialis Gigi Anak sejak awal dan lanjutkan kunjungan berkala setiap 4 atau 6 bulan.
8)   Gigi anak yang sudah terlanjur karies perlu diperbaiki dengan penambalan.
         
               
                Gb.1  Baby bottle caries             Gb.2  Gigi sesudah ditambal

IV.   Kesimpulan dan Saran
        Pengetahuan dan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
hamil sangat menentukan status rongga mulut dan kesehatan ibu hamil serta janinnya.

       Biasanya para orang tua akan mengalami kesulitan dalam menghilangkan kebiasaan ini karena si anak akan tetap meminta botol susunya. Bahkan kadang mereka tidak tega untuk menghentikan kebiasaan anak menghisap susu botolnya, karena dianggap ketenangan psikis anak akan terganggu.
          Namun perasaan seperti ini perlu dipertimbangkan kembali demi kebaikan buah hati kita sendiri nantinya, khususnya demi kelangsungan kesehatan giginya.

REFERENSI :

Drummond, B., dkk., 2003, Dental Caries and Restorative Paediatric Dentistry, dalam Handbook of Pediatric Dentistry, Cameron, A.C. dan Widmer, R.P.,  2nd Ed., Sydney, Mosby, p: 342-50.
Lopocki, S., Starr, S., Kingston, I., Hemmings, J., Speech and Language Development dalam Handbook of Pediatric Dentistry, Cameron, A.C, dan Widmer, R, Mosby-   Wolfe,   
London, Philadelphia, St Louis, Sydney, Tokyo,1997, p :307-314.
Rinaldi, B.U., Kelainan Jaringan Keras dan Lunak Rongga Mulut Terhadap Kejelasan       Bahasa
dan Bicara Pada Anak, Jurnal Kedokteran Gigi Anak, Vol: II, No: 1,     Januari 2001,
p: 1-8.

 
BIODATA :


Nama:      drg. Hellen Amalia, SpKGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar