Rabu, 14 Januari 2015

MERAWAT GIGI ANAK (GIGI SUSU)

GIGI SEHAT ANAK

Usia anak merupakan masa keemasan untuk tumbuh kembang, baik secara pertumbuhan mental maupun fisik. Masa pertumbuhan fisik anak harus diperhatikan sejak dini karena akan mempengaruhi bentuk anatomi kelak ketika dewasa. Salah satu diantaranya adalah pertumbuhan gigi. Gigi merupakan organ yang sangat penting karena memiliki fungsi pencernaan makanan, selain itu juga mempengaruhi faktor estetika (keindahan/kecantikan). Oleh karena itu perhatian khusus pada gigi anak (gigi susu) penting untuk terus dijaga. Upaya tindakan untuk secara rutin menjaga perawatan gigi anak dapat dilakukan dengan rutin berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis anak (Sp. KGA) sehingga dalam melakukan dapat dengan baik dan benar, ataupun apabila ada masalah dapat segera diatasi. Perawatan gigi pada masa anak-anak sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui) saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya.  Beberapa fungsi dan peran gigi susu adalah : 

1. Fungsi Pengunyahan (mastikasi)

Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah makanan, hal ini berdampak pada asupan gizi yang tentunya sangat dibutuhkan anak-anak mengingat masa anak-anak adalah masa aktif pertumbuhan dan perkembangan.  Disamping itu berdampak pula terhadap pertumbuhan rahang.  Rahang tidak akan bertumbuh maksimal karena fungsi pengunyahan yang juga tidak maksimal, mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya kekurangan ruang sehingga gigi berjejal (crowded), posisi gigi depan maju (prostrusi)

2. Fungsi Bicara (fonetik)

Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti F,V,S,Z,Th.  Ketika gigi, terutama gigi depan hilang/rusak berat maka pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat (cedal).

3. Fungsi kecantikan (estetik)

Anak dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan.  Yang perlu dicermati adalah beban psikologis anak ketika teman-temannya mengolok dengan sebutan ‘ompong’ karena giginya gigis (rampant) dan tinggal akar.

4. Fungsi mempertahankan ruang dalam lengkung gigi. 

Sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi permanen.  Gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di depan/ belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut.  Hal ini mengakibatkan gigi permanent kekurangan ruang untuk tumbuhnya kelak.  Gigi permanent akan kehilangan penuntun arah, akibatnya gigi tumbuh dengan arah yang salah.

Orang tua perlu terus melakukan perhatian dan meningkatkan pemahamannya untuk menjaga gigi putra-putrinya pada usia dini. Mengingat pentingnya gigi susu, maka orangtua dapat mengkonsultasikan keadaan gigi buah hatinya pada dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak.  Dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak juga akan mendetaksi kecenderungan terjadinya posisi gigi yang tidak normal (maloklusi) akibat kebiasaan buruk yang dilakukan anak seperti menghisap ibu jari, bernafas melalui mulut, menggigit-gigit kuku, kerot di waktu malam, dll.

Upaya menjaga dan merawat gigi anak memerlukan kerjasama antara orang tua dan dokter. Dokter spessialis kedokteran  gigi anak akan memotivasi anak untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, sehingga kemungkinan terjadinya kelainan pada gigi anak dapat dicegah.  Orangtua diharapkan membawa buah hatinya untuk control ke dokter spesialis konservasi gigi anak setiap 3 – 6 bulan sekali, terlebih antara usia 5-12 tahun ketika terjadi pergantian gigi susu ke gigi permanent.  Hal ini untuk menghindari terjadinya persistensi (gigi auau belum tanggal, gigi permanent telah tumbuh).

Dengan perawatan dan perhatian  yang terus menerus pada gigi anak maka orang tua akan dapat menjadikan gigi putra-putrinya menjadi sehat, rapi dan indah sehingga dapat menyempurnakan fungsi dan estetika dari organ gigi anak.
 
(Drg. Hellen Amalia, Sp.KGA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar