Minggu, 18 Januari 2015

PUISI BUNDA: spesialis gigi anak yogyakarta


SPESIALIS GIGI ANAK YOGYAKARTA



BUNDA

BUNDA,
Masih teringat kala mata tertutup..raga terbaring..jiwa melayang
Hanya harum aromamu yang tercium
Hanya lembut belaianmu yang terasa
Hanya lirih suaramu yang terdengar..ladfaskan doa

BUNDA,
Hanya desah suaramu..bergetar bisikkan namaku
Hanya hangat nafasmu saat kau cium aku dengan lembut
Hanya butiran bening bagaikan kaca..menggenang dimatamu
Tanpa airmata mengalir keluar..tertahankan

BUNDA,
Pada akhirnya..berkat doamulah yang mampu membangunkanku
Bangun dari tidur lelapku
Bangun dari sakitku
Bangun dari keterpurukanku
Seolah kau kembali melahirkanku..dengan nyawa kedua yang dianugerahkanNYA

Terimakasih BUNDA
InsyaALLAH..peluhmu kan kuganti dengan senyum manismu


                                                10.12.2014 Bunda Muh.Miracle
drg. Hellen Amalia, Sp.KGA 
 

PENYAKIT GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL



 
SPESIALIS GIGI ANAK YOGYAKARTA

Kondisi gigi dan mulut ibu hamil sering ditandai dengan adanya pembesaran gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi merespon secara berlebihan terhadap iritasi lokal. Pembesaran gusi pada ibu hamil biasa dimulai pada trimester pertama sampai ketiga kehamilan. Pembesaran gusi   ini dapat mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat. Bentuk membulat, permukaan licin mengkilat, berwarna merah menyala, konsisitensi lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. Pembesaran gusi ini dalam  dunia kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum/pregnancy gravidarum/hyperplasia gravidarum sering muncul pada trimester pertama kehamilan. Keadaan ini tidak harus sama bagi setiap ibu hamil.

Keadaan klinis jaringan gusi/gingival selama kehamilan diantaranya:
1.       Warna gusi/gingival yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.
2.       Kontur gusi terlihat lebih membulat
3.       Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak dan lentur.
4.       Risiko perdarahan akan meningkat
5.       Luas peradangan, radang gusi/gingival  pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.

Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat di bagi dua bagian, yaitu penyebab primer dan sekunder.
1.       Penyebab primer yaitu: iritasi lokal seperti plak, kalkulus, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik,gigi tiruan yang kurang baik penyebab ini sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi pada ibu hamil perubahan hormonal yang dapat memeperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharan kebersihan gigi dan mulut yang bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual,muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi karena timbul perdarahan atau ibu terlalu lelah dengan kehamilanya sehingga malas menggosok gigi. Keadan ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.

2.       Penyebab sekunder: yaitu perubahan keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron.  Perubahan tersebut pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, diantaranya perlebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami perdarahan. Akan tetapi , jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi.

Tindakan  penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu hamil dibagi dalam 4 tahap, yaitu :
1.       Tahap jaringan lunak, tahap ini iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh karena itu, tujuan dari penanggulangan dari  gingivitis selama kehamilan adalah menghilangkan semua jenis iritasi lokal yang ada seperti plak, kalkulus, sisa makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan yang kurang baik.
2.       Tahap fungsional, tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan.
3.       Tahap sistemik, tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil secara menyeluruh, melakukan perawatan dan pencegahan gingivitis selama kehamilan. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan perawatan yang akan dilakukan.
4.       Tahap pemeliharaan, tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah pemeliharaan kebersihan mulut di rumah pemeriksaan secara berkala oleh petugas kesehatan gigi/dokter gigi sehingga semua iritasi lokal selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini  dan dapat dihilangkan secepat mungkin (Maulid, 2002).

Kelainan-kelainan yang sering terjadi pada gigi dan mulut ibu hamil diantaranya adalah gigi berlubang dan pembengkakan gusi :
1.      Gigi berlubang (karies gigi) terjadi akibat malasnya ibu hamil untuk memelihara kebersihan gigi dan mulut ketika masa kehamilan dapat menimbulkan kerusakan pada gigi dengan ditandai adanya gigi berlubang (karies gigi) dan ditambah juga dengan kesenangan untuk makan buah-buahan yang asam yang akan mempermudah terjadinya kerusakan pada gigi.
2.      Pembengkakan pada gusi (gingivitis)  sering terjadi pada masa kehamilan akibat gangguan keseimbangan hormonal yang menyebabkan pembengkakan pada gusi. Bila kebersihan gigi dan mulut ibu hamil kurang terpelihara dengan baik akan timbul peradangan pada gusi, gusi akan membengkak dan mudah berdarah sehingga menyebabkan gangguan pada waktu mengunyah (Depkes RI., 1996 cit.  Dodoh, 2006).

Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut yang sering dialami oleh ibu hamil diantaranya adalah:
1.      Gingivitis
Gingivitis biasanya tidak akan timbul pada masa kehamilan bila rongga mulut dapat dipertahankan dalam keadaan bersih. Inflamasi gingival yang disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, jaringan memberi respon yang berlebihan terhadap perubahan hormonal yang berhubungan dengan kehamilan.
Gingival akan menjadi bengkak, berwarna merah terang, sensitif dan mudah berdarah secara spontan, terlihat adanya peningkatan eksudat gingival dan mobilitas gigi. Perubahan ini dimulai sejak bulan kedua kehamilan. Setelah melahirkan akan berkurang (Manson dan Eley, 1989).

2.      Penyakit Periodontal
a.       Pengertian penyakit jaringan periodontal
Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan periodontal (Be Kien Nio, 1987).

b.      Penyebab penyakit periodontal
1)      Bersifat lokal, yaitu penyebab yang bersumber di dalam rongga mulut disebut jaringan periodontal efek langsung (faktor ini meurpakan penyebab utama yaitu plak dan kalkulus).
2)      Bersifat sistimatik, yaitu penyebab yang bersumber di tempat lain di dalam merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya penyakit, penyebab tidak langsung (Be Kien Nio, 1987).

c.       Macam-macam penyakit periodontal dan akibatnya
1)      Penyakit periodontal yang dapat timbul karena adanya rangsangan plak dan kalkulus yaitu 1) gingivitis, radang gusi; 2) periodontitis, radang gusi dan jaringan periodontal lainnya: yaitu serat-serat periodontal dan tulang alveolus.
2)      Akibat lanjut dari penyakit periodontal yang tidak di rawat mengakibatkan: (a) gusi mudah berdarah, (b) napas yang berbau, (c) goyangnya gigi, (d) rasa sakit waktu mengunyah, (e) gusi bengkak dan keluar nanah dari leher gigi, (f) terlepasnya gigi (Be Kien Nio, 1987).

d.      Cara pencegahan dan perawatan penyakit periodontal
1)      Koordinasi dan kooperatif (kerjasama) yang baik dan erat antara dokter gigi, pembantu dokter gigi, dan pasien.
2)      DHE (Dental Health Education) pada pasien, di mana pasien diberi petunjuk tentang cara-cara memelihara gigi dan jaringan pendukungnya (penggunaan sikat gigi atau alat sejenisnya) (Be Kien Nio, 1987).
3.      Halitosis (Bau Mulut)
Ibu hamil juga seringkali tidak memperhatikan bahwa bau mulutnya tidak sedap. Itu juga mitos, akan tetapi karena kurang menjaga kebersihan mulutnya. Bau mulut yang tidak sedap bisa disebabkan dari mulut sendiri atau dari bagian lain mulut lewat pernafasan menyebabkan bau mulut tidak enak juga.
Bila bau mulut yang tidak enak itu berasal dari mulut sendiri disebut odor vetor ex ore. Kalau berasal dari bagian lain dari mulut, disebut halitosis.
Keadaan gigi yang buruk, seperti kerowok dan meradang, bisa radang benak gigi (sumsum gigi/pulpa gigi), bisa juga radang gusi, radang jaringan mukosa mulut lainnya. Apalagi banyak karang gigi, menyebabkan bau mulut tidak sedap. Disamping itu keadaan tubuh yang tidaks sehat, seperti kelainan pencernaan juga dapat menyebabkan bau mulut tidaks sedap. Terhembuskan waktu berbicara bersama nafas.

Kekurangan vitamin B6 juga menyebabkan bau mulut tidak enak. Juga orang menderita beberapa jenis penyakit khas seperti diabetes mellitus menyebarkan bau khas, yang kurang sedap. Apalagi penyakit yang berhubungan dengan jalan nafas, seperti penyakit pada paru-paru, jalan nafas sendiri, tenggorokan dll.
Kelainan pada daerah telinga, hidung, tenggorok, juga bisa menyebabkan bau mulut tak sedap ini.

Bau mulut yang tidak sedap sangat erat juga berkaitan dengan bau badan yang tidak sedap. Mungkin ada orang mengeluh, “ibu itu lagi hamil, mana keringat tak sedap, apa lagi bau nafasnya”.
Oleh karena itu beberapa serat untuk menjaga bau mulut yang tidak sedap bagi ibu hamil adalah sebagai berikut:
a.      Jagalah kesehatan gigi dan mulut sebaik-baiknya.
b.      Olahraga ringan dan rutin sesuai petunjuk bidan untuk senam hamil.
c.      Bila terjadi keadaan bau mulut benar-benar mencolok tidak enak dan mengganggu, periksalah pada dokter gigi dan dokter Ahli THT. Bila belum berhasil lakukan check kesehatan secara menyeluruh, melalui dokter kebidanan.
d.      Jangan lupa sering memakai obat kumur untuk menjaga kesehatan mulut. Obat kumur sangat baik dalam memusnahkan kuman, meskipun kuman dalam mulut tidak dapat dimusnahkan secara total. Obat kumur sangat baik dalam memusnahkan kuman dalam mulut sebanyak 75%. Sedangkan berkumur dengan air biasa dapat menurunkan kuman sebanyak 20%. Obat kumur yang murah adalah air garam hangat, karena air garam mengandung khlor yang dapat membunuh kuman. Atau rebusan daun sirih. Daun sirih mengandung antiseptis yang khas kuat untuk bakteri mulut.  

4.      Stomatitis (Sariawan)
Seorang ibu hamil mengeluh kesakitan, jengkel tak habis-habisnya, karena sariawan menyerang mukosa mulutnya, dibagian lidah, gusi dan lainnya, padahal semasa tidak hamil, amat jarang terserang penyakit ini. Memang, ada kalanya amat jarang terserang penyakit ini. Memang, ada kalanya semasa tidak hamil pun, bahkan kaum pria ada yang mempunyai bakat terkena sariawan terus menerus, Orang Jawa menyebutnya lumpangen. Lumpangen ini kalau dibiarkan dalam tempo sekitar 7 – 10 hari mungkin akan sembuh sendiri. Sebenarnya tergantung daya tahan tubuhnya. Ini juga bukan mitos, kalau ibu hamil suka terserang penyakit sariawan atau stomatitis ini. Tetapi memang sakitnya menjengkelkan sekali. Kadang-kadang bahkan dapat menyebabkan kelenjar limfe di bagian bawah tulang rahang bawah meradang, sehingga terjadi pembengkakan. Bahkan bisa mengenai syaraf dinagian bagian dalam dari pipi, sehingga terjadi komplikasi (penyulut) migrain kambuh, sebelah dari kepala ikut terasa sakit.

Mula-mula sariawan ini kecil saja, tetapi makin lama makin besar. Luka yang membulat memutih dikelilingi oleh keadaan selaput lendir yang memerah.   
Sebab-sebab yang lazim adalah keadaan tertekan (stress), alergi, keadaan hormon tubuh yang tiad seimbang terutama pada ibu hamil, bisa mempermudah terjadinya sariawan ini. Demikian juga kekurangan vitamin C, sangat lazim. Kekurangan vitamin C yang berat mengakibatkan penyakit skorbut pada mulut, dengan ciri-ciri sariawan yang berat. Pada penyakit skorbut yang disebut juga penyakit Moller Barrow, disamping sariawan berat, akan disertai bintik-bintik merah pada kulit, terutama sekitar panggul, paha, dada dan tangan. Hal ini disebabkan rapuhnya pembuluh darah perifer atau tepian tubuh.
Kondisi-kondisi seperti disebutkan di atas, termasuk kekurangan vitamin C, tersebut menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga bibit penyakit menyerang jaringan mukosa mulut, terjadilah sariawan (stomatitis). 

Karena itu beberapa nasehat dibawah ini perlu diperhatikan:
a.       Periksalah ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut, seterusnya jagalah kesehatan mulut dan gigi sebaik mungkin.
b.      Biasakan berkumur dengan obat kumur setiap bangun tidur. Juga hendak tidur bila mau, sangat baik. Obat kumur yang murah adalah air garam hangat atau rebusan daun sirih.
c.       Makanan harus dijaga nilai gizinya yang lengkap seimbang seperti diutarakan di atas bagi ibu hamil. 

( drg. Hellen Amalia, Sp.KGA )

PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL

KLINIK GIGI ANAK YOGYAKARTA

I. Pendahuluan

          Kehamilan menjadi momen yang sangat istimewa bagi setiap wanita. Kehamilan merupakan proses yang melibatkan perubahan anatomi dan ketidakseimbangan hormonal.  Pada umumnya selama hamil sering terjadi perubahan fisiologis, seperti rasa malas, manja dan nausea sehingga mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan karies dan penyakit periodontal. Pada akhirnya bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.

II.Tinjauan Pustaka

A.   Masa Kehamilan    
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kadar asam dalam rongga mulut. Apalagi ditambah adanya  refleks muntah karena perubahan sistem gastrointestinal akibat perubahan hormonal dan pembesaran uterus. Cairan gastrik yang bersifat asam menyebabkan permukaan gigi terjadi korosif sehingga giginya menjadi sensitif. Perubahan hormonal dan vaskular yang disertai dengan kehamilan akan memperberat respons gusi terhadap plak bakteri. Karies dan penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi) merupakan masalah gigi dan mulut yang sering dialami ibu hamil.  

B.    Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Karies dan Penyakit periodontal telah diteliti mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Penyakit periodontal tersebut mempengaruhi pertumbuhan janin melalui infeksi sistemik dan peningkatan mediator inflamasi, sehingga dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Kesehatan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil juga dapat meningkatkan resiko pre-eklamsia (keracunan kehamilan).

C.    1.      Pregnancy epulis (Pyogenic Granuloma of Pregnancy)
2. Perubahan pola makan pada awal kehamilan dengan mengkonsumsi makanan manis dan asam untuk mencegah mual, meningkatkan resiko bumil mengalami caries (lubang) gigi. Lebih parah lagi apabila bumil tidak dapat menyikat gigi karena mual.
3. Hilangnya permukaan email gigi karena proses erosi akibat mual dan muntah berulang selama proses kehamilan, sehingga menyebabkan gigi lebih sensitive.
4. Gigi goyang. Mobilitas gigi meningkat pada akhir kehamilan karena adanya pergeseran mineral dalam lamina dura. Hal ini dapat diperburuk dengan adanya penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi).
5. Penyakit periodontal. Bumil dengan penyakit periodontal dikaitkan dengan resiko persalinan premature.

D.   Perawatan Gigi pada Ibu Hamil.
Menurut penelitian bahwa pada umur kehamilan Trimester ke-2 (13-21 minggu) adalah Esensial Dental Treatment tidak berhubungan dengan peningkatan resiko ampak buruk secara medis pada bumil dan janin. (Bryan S et al, 2008)
E.     bumil adalah pada trimester ke-2 (13 – 24 minggu)

 B.       Baby bottle caries / Karies Botol Susu

Baby bottle caries yang lebih dikenal dengan istilah “ Gigis” adalah karies yang biasa terjadi pada anak-anak yang mempunyai kebiasaan menghisap susu botol sampai tertidur.    
    Ciri khas karies ini pada awalnya yaitu tampak adanya bercak-bercak kuning kecoklatan bahkan sampai menghitam, khususnya pada gigi-geligi depan atas. Lama-kelamaan gigi-geligi yang berubah warna tersebut akan berlubang dan hancur dengan sendirinya serta menimbulkan rasa ngilu/ sakit gigi.

              


       Hal ini terjadi akibat penumpukan susu pada sisi belakang gigi depan atas si anak yang minum susu menggunakan botol menjelang tidur dan bahkan sampai tertidur. Para orangtua seringkali tidak menyadari hal ini atau mungkin mereka mendapatkan kesulitan untuk membersihkan sisa susu yang masih menempel karena takut membangunkan si anak dari tidurnya.

C.       Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Baby bottle caries :
1)    Rasa ngilu/ sakit spontan pada gigi yang karies
2)   Abses pada gusi
3)   Kesulitan pengunyahan
4)   Bau mulut
5)   Kesulitan pengucapan kata,  terutama yang mengandung huruf konsonan seperti : S, F, V, W, T dan H, sehingga kemampuan bicara terganggu.
6)   Penampilan wajah anak yang kurang baik.

III.   Pembahasan.
         
Baby bottle caries mengenai hampir semua kelompok sosial-ekonomi. Anak-anak yang sulit tidur biasanya menjadikan botol susu sebagai kompensasi mendapatkan ketenangan. Botol susu ini biasanya selain berisi susu, bisa juga berisi cairan fermentasi kabohidrat lainnya seperti juice dan vitamin C.
         
          Beberapa cara pencegahan baby bottle caries :
1     1) Bersihkan gigi anak terutama bagian depan gigi-geligi atas dengan menggunakan  saputangan kecil/ kassa steril yang dibasahkan, setiap kali anak selesai menghisap susu botolnya sampai tertidur.
2)   Bila anak sudah berusia 1 tahun, hentikan kebiasaan menghisap susu dengan botol dan gantilah  dengan gelas/ cangkir susu.
3)   Membatasi makan makanan yang mengandung gula dan bentuknya lengket, seperti permen, coklat, biscuit, kue,dll.
4)   Ganti cemilan anak dengan buah-buahan yang berserat dan banyak mengandung air seperti apel, pir, jeruk, semangka,dll
5)   Bilas/ beri air putih pada anak setiap selesai makan apa saja (kalau bisa dengan berkumur).
6)   Ajarkan dan temani anak untuk menyikat giginya, terutama sebelum tidur malam.
7)   Biasakan anak mengunjungi dokter gigi/ Dokter Spesialis Gigi Anak sejak awal dan lanjutkan kunjungan berkala setiap 4 atau 6 bulan.
8)   Gigi anak yang sudah terlanjur karies perlu diperbaiki dengan penambalan.
         
               
                Gb.1  Baby bottle caries             Gb.2  Gigi sesudah ditambal

IV.   Kesimpulan dan Saran
        Pengetahuan dan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
hamil sangat menentukan status rongga mulut dan kesehatan ibu hamil serta janinnya.

       Biasanya para orang tua akan mengalami kesulitan dalam menghilangkan kebiasaan ini karena si anak akan tetap meminta botol susunya. Bahkan kadang mereka tidak tega untuk menghentikan kebiasaan anak menghisap susu botolnya, karena dianggap ketenangan psikis anak akan terganggu.
          Namun perasaan seperti ini perlu dipertimbangkan kembali demi kebaikan buah hati kita sendiri nantinya, khususnya demi kelangsungan kesehatan giginya.

REFERENSI :

Drummond, B., dkk., 2003, Dental Caries and Restorative Paediatric Dentistry, dalam Handbook of Pediatric Dentistry, Cameron, A.C. dan Widmer, R.P.,  2nd Ed., Sydney, Mosby, p: 342-50.
Lopocki, S., Starr, S., Kingston, I., Hemmings, J., Speech and Language Development dalam Handbook of Pediatric Dentistry, Cameron, A.C, dan Widmer, R, Mosby-   Wolfe,   
London, Philadelphia, St Louis, Sydney, Tokyo,1997, p :307-314.
Rinaldi, B.U., Kelainan Jaringan Keras dan Lunak Rongga Mulut Terhadap Kejelasan       Bahasa
dan Bicara Pada Anak, Jurnal Kedokteran Gigi Anak, Vol: II, No: 1,     Januari 2001,
p: 1-8.

 
BIODATA :


Nama:      drg. Hellen Amalia, SpKGA