I. Pendahuluan.
Kebiasaan anak mengisap ibu jari atau jari
tangan pada dasarnya merupakan respon anak terhadap rangsangan dari luar sejak
masih dalam kandungan. Respon tersebut pertanda bahwa perkembangan psikologis
anak sudah dimulai, sehingga wajar
ditemukan pada tahun pertama bayi. Permasalahan
akan muncul ketika kebiasaan tersebut terus berlanjut hingga memasuki usia
sekolah karena orang tua kurang memperhatikan anaknya, sehingga terjadi maloklusi (gigi-geligi yang tidak pas pada
saat rahang ditutup).
II. Penyebab
Mengisap ibu jari atau jari tangan
adalah sebuah kebiasaan dimana anak menempatkan jari atau ibu jarinya di
belakang gigi, kontak dengan bagian atas mulut, mengisap dengan bibir, dan gigi
tertutup rapat.
Beberapa penyebab mengisap ibu jari atau jari tangan antara lain :
·
Orangtua
terlambat memberi minum susu sehingga anak mencari benda lain untuk dimasukkan
ke dalam mulutnya.
·
Kurang
eratnya jalinan kasih sayang orang tua dengan anaknya sehingga anak mencari
perhatian dengan melakukan hal-hal yang tidak disukai orang tuanya.
·
Anak
mengalami gangguan emosi, misalnya merasa sedih dan kesepian sehingga mencari
ketenangan dengan cara mengisap jarinya.
·
Bayi
kurang puas mengisap ASI karena hanya sedikit yang keluar.
·
Rasa
tidak aman, dan sehabis dimarahi atau dihukum.
·
Rasa
jemu terhadap permainan dan keadaan sekelilingnya.
III.
Akibat
Kebiasaan mengisap ibu jari atau jari tangan yang dihentikan
sebelum masa
erupsi gigi permanen, tidak akan memberikan
efek jangka panjang. Namun jika kebiasaan tersebut berkelanjutan maka dapat
terjadi maloklusi.
Maloklusi yaitu keadaan
morfologi gigi-geligi yang menyimpang dari oklusi normal dan estetika. Beberapa
variasi maloklusi tergantung dari jari mana yang diisap, cara menempatkan jari
yang diisap, intensitas serta lamanya mengisap jari.
Jari
yang diisap menjadi abnormal seperti hiperekstensi jari, terbentuk callus,
iritasi, eksema, dan paronikia (jamur kuku). Efek psikologis pada anak yaitu
menurunnya kepercayaan diri karena sering diejek oleh saudara atau orangtuanya.
Gb. Terbentuk
Callus Gb. Iritasi, eksema,
dan paronikia (jamur kuku)
IV.
Penanganan
Orang tua perlu melakukan pendekatan kepada anak untuk mengetahui
penyebabnya, antara lain dengan :
1.
Membesarkan hati anak untuk menghentikan kebiasaan
tersebut
serta tidak memberikan
hukuman pada anak karena anak akan makin menolak untuk menghentikan kebiasaan
ini.
2.
Mengingatkan
anak
dan memberikan
penghargaan berupa pujian
dan hadiah yang disenangi si anak, bila anak sudah berhasil menghilangkan
kebiasaannya.
3.
Mengoleskan
bahan-bahan pada permukaan ibu jari dengan cairan yang pahit (kina), pedas
(lada) atau rasa getir (minyak kayu putih)
4.
Usaha
lain yaitu memberi sarung tangan atau membalut ibu jari dengan alat tertentu
seperti plester.(14,25,27)
Gb. Glove Finger
Gb. Glove Thumb
5.
Apabila
usia anak lebih dari 7 tahun, sebaiknya
orangtua bekerjasama dengan dokter gigi anak untuk
menghentikan kebiasaan buruk si anak. Dokter gigi akan membuat alat ortodonti
untuk mencegah berkontaknya ibu jari dengan langit-langit rongga mulut sehingga
kenikmatan mengisap jari akan terhalangi oleh alat tersebut.
Gb. Palatal Crib Gb. Pre-Orthodontic
Trainer
V. Kesimpulan dan Saran
Posisi gigi-geligi yang baik
merupakan faktor yang penting untuk estetis, fungsi, dan memelihara kesehatan
gigi. Estetika yang kurang baik bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk mengisap
ibu jari atau jari tangan sejak kecil sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan
dan perkembangan struktur gigi dan relasi rahang.
Orang tua diharapkan dapat memberikan
perhatian khusus bagi anak yang memiliki kebiasaan buruk tersebut serta bekerja sama
dengan dokter gigi spesialis anak untuk dilakukan perawatan orthodonsi baik
untuk memperbaiki maloklusi yang terjadi maupun untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.
Referensi :
1.
Foster, TD. “Buku
Ajar Ortodonsi”. Third Edition. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta 1993.
2.
McDonald, Avery, Dean. “Dentistry For The Child And Adolescent” Eighth Edition. C.V. Mosby
Company: Washington 1988.
3.
Pinkham, J.R. “Pediatric
Dentistry, Infancy Through Adolescence”. Second Edition. W.B. Saunders
Company: Philadelphia.
BIODATA
Nama : drg. Hellen
Amalia, SpKGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar